Rabu, 07 Agustus 2013

FF Lucid Dream


Well, ini adalah FF yang KaChang buat sesuat Lucid Dream yang KaChang alami
Bukan FF yang menarik
Kakak di sini adalah pelatih KaChang ketika menjadi seorang petenis
Menyenangkan? Ya, pelatihnya ganteng '-'b
Judulnya belum ada -_-


Profesor itu menuduhnya. Dia memfitnahnya! Sebuah surat datang dan kakak membacanya. Aku sempat melihat surat itu sekilas. Surat buatan seorang kurir yang menyatakan bahwa dia disuru orang yang mengetahui kalau tuduhan tersebut memang dilakukan kakak.

Kakak memandang surat itu cukup lama. Menyadari aku memperhatikannya, dia menyuruku untuk kembali sibuk dengan tugas-tugasku. Saat aku baru kembali menggenggam pena, terdengar isak tangis dari seseorang yang duduk di belakangku. Aku berbalik dan mendapati kakak sedang menangis.

Seluruh isi kelas memperhatikan kami kembali. Teman-teman memberiku aba-aba untuk menenangkan kakak. Tapi, sulit bagiku melakukannya. Ini pertama kalinya ada orang yang menangis dihadapanku, cowok apalagi. Ditambah kakak adalah tipe orang yang tegar dan bersemangat, ini membuatku tertegun sekaligus shock.

Aku memegang lengannya, sesuatu yang belum pernah kulakukan padanya sebelumnya. “Kakak, jangan menangis” kataku kaku. Teman-temanku yang lain pun mulai mengerubungi kami. Mereka menepuk pundak kakak dan mengucapkan kalimat penyemangat. “Tenang saja pak guru, semua akan berlalu” “Pasti ada jalan” Adalah beberapa ucapan yang banyak terdengar.

Kakak mulai tenang dan meminta semua murid untuk duduk kembali di tempat duduk masing-masing setelah mengucapkan terima kasih. Kakak kembali menatap surat itu menunduk, bulir air mata kembali membasahi pipinya. Tangisan kali ini tanpa suara sama sekali.

Aku kembali memegangi lengannya “Jangan menangis” ujarku. Kusadari air mataku juga meleleh. Aku tak tau kenapa aku bisa merasa sesedih ini. Isak tangis kakak terdengar sangat pilu. Dan air mata itu, aku ingin sekali menyekanya. Membelai lembut wajahnya, mengecup kedua kelopak matanya yang sayu. 

Saat aku membayangkan itu semua, tangan kakak menyadarkanku. Ia melepas tanganku yang memegang lengannya. “Aku sudah tidak apa-apa” katanya mencoba tersenyum. Kakak lalu membuang pandangannya dan kembali menatap surat itu.

Ah, seandainya dia tau. Tipe cowok kesukaanku salah satunya adalah cowok yang mau menangis di hadapanku, membagi rasa sakitnya padaku sehingga aku dapat membantunya meringankan bebannya itu. Tapi saat dia benar-benar melakukannya di hadapanku, aku malah kaku dan tak dapat mengatakan apa-apa. Bodohnya aku.

Aku memeriksa isi laci meja dengan iseng. Aku tidak mood lagi untuk mengerjakan tugasku. Kakak juga sibuk dengan suratnya, sehingga ia tak mungkin memarahiku. Kudapati beberapa buku yang merupakan buku anak kelas ini. Dia meninggalkannya begitu saja, jadi aku membuka isinya dan memperhatikan tulisannya yang lebih jelek dari tulisan tanganku.

Tiba-tiba aku mendapat ide. Aku bisa melacak tulisan tangan kurir itu, menanyakan siapa yang menyurunya membuat benda itu –meski aku yakin yang membuatnya adalah profesor. Surat itu ditulis pada sehelai tissue. Kalau aku menemukan bungkus tissue yang kosong di laboratorium kimia tempat profesor mengajar, maka itu menambah bukti bahwa kurir itu orang suruhan profesor.

Laboratorium kimia terdapat di samping kelas ini. Pintu menuju labor itu pun ada pada kelas ini. Seingatku pintu itu tak dikunci karena profesor baru datang dari sana. “Kakak, sepertinya bukuku tertinggal di labor. Aku permisi sebentar” kataku padanya. Kakak hanya mengangguk jadi aku langsung melesat ke sana.

Aku meletakkan tasku di atas meja labor itu karena menyusahkan perburuanku. Aku melihat ke sekeliling. Berputar dalam labor mencari tissue yang berserakan karena tissue dalam plastik berisi 2 lembar. Mungkin yang satu dibuangnya, atau masih ada pada bungkusnya.

Beruntungnya aku, menemukan kunci labor ini. Aku bisa dengan leluasa keluar-masuk labor ini. Bahkan bukan hanya labor kimia, ruang guru juga ada. Seharusnya kunci ini milik penjaga sekolah yang ganteng itu. Kalau kuncinya di sini, apa dia juga di sini? Kalau aku ketahuan memiliki kunci penjaga sekolah, apa sanksi untukku? Ah, itu tidak penting. Kulanjutkan kembali perburuanku.
Aku mencari satu persatu di laci meja bungkus tissue kosong itu. Aku menemukan tempat yang tepat. Aku menemukan bungkus tissue itu dalam sebuah laci meja yang pernah kududuki. Ternyata tissue itu adalah sisa tissue yang pernah kugunakan.

Bukti pertama kudapatkan. Aku baru saja berbalik untuk meletakkan bungkus tissue itu ke dalam tasku, tapi terlihat siluet orang dari balik pintu labor dari koridor. Aku langsung tiarap untuk bersembunyi dibalik kaki-kaki kursi dan meja.

Profesor masuk, diiikuti seorang murid laki-laki di belakangnya. Itu jelas bukan murid kelasku. Mereka terlihat berbisik-bisik dan profesor mengeluarkan sehelai kertas. Si murid meletakkan tasnya dan mengeluarkan sebuah pena. Apa ini? Mereka mau menulis surat lagi?

Terlihat olehku sang profesor menunduk. Aku langsung bersembunyi. Dari celah kursi, bisa kulihat dia mengawasi. Apa aku ketahuan? Ini gawat! Profesor berjalan ke arahku, aku masuk ke bawah meja secepatnya. Kulihat dari bayangannya di dekat meja menjauh setelah terdengar suara gesekan di atas mejaku. Ah, dia membawa tasku!

Aku keluar dari bawah meja. Kulihat murid itu duduk di meja sebelah tempatku bersembunyi. Ia menyadari keberadaanku. Aku meletakkan jari telunjukku di depan mulut sambil menunjuk tasku. Sepertinya dia mengerti dan membiarkanku dengan anggapan aku menunggu tasku dikembalikan.

Sesaat mataku mencoba melihat apa yang dilakukan si kurir. Dia terlihat serius dengan apa yang dikerjakannya. Tapi di sebelahnya terdapat koran, dia menggunting beberapa menjadi kecil. Aku suka novel detektif, dan aku teringat apa yang dikerjakan orang itu dalam novel. Sepertinya murid ini melakukan hal yang sama.

Aku memandang profesor. Dia membongkar isi tasku. Melihat isi bukuku hingga akhirnya menemukan sebuah bacaan yang menarik baginya. Aku menyadarinya sebagai buku catatan olahragaku. Sebuah catatan dimana terdapat ungkapan kata-kata tulus yang ingin kusampaikan pada seseorang yang kini aku yakin, bahwa aku mencintainya. 

Aku ingat saat aku menulis surat abal-abal yang kini kusadari sangat menyebalkan itu. Kalau aku tak menulis surat itu pada catatanku, profesor tidak akan pernah tau bahwa aku suka kakak.

“Heh, gadis itu benar-benar mencintainya” kata profesor itu sambil tertawa.

“Gadis siapa?” tanya murid laki-laki itu.

“Pemilik tas ini”

“Begitu?” Murid laki-laki itu melirik padaku mendengarnya. Sepertinya dia seseorang yang mengenalku, atau berusaha mengejekku. Dia seperti bergumam pada dirinya sendiri, tapi aku yakin dia bertanya padaku. “Siapa orang itu?’ tanyanya.

Aku hanya bisa marah sambil mengepalkan tanganku padanya. Dia cekikikan dan aku beruntung profesor tidak mengetahuinya. Tapi tiba-tiba ia berseru. “Hey! Baca ini! Profesor Moriarty itu mati! Dia tiada dan Holmes hidup!” Dia mengangkat koran yang penuh lubang itu hingga aku dapat meliahtnya. Dia menatapku senang. Ah, bodoh. “Aku sudah selesai membaca serial detektif itu sejak umurku 10 tahun” gumamku pelan seperti bisikkan.

“Kau bicara dengan siapa, Ed?” terdengar suara profesor yang berat itu sangat dekat. Dia telah berdiri di depan meja murid yang dipanggilnya ‘Ed’ itu. Sesaat aku terbawa suasana saat berbicara dengan murid bernama ‘Ed’ itu sehingga tidak menyadari keberadaan profesor yang kini telah menatapku tajam.

“Hi, Miss Park. Apa yang kau lakukan di bawah sana? Memata-mataiku untuk gurumu itu, kurasa?” tanya profesor padaku tenang. Aku yang sedari tadi berdiri dengan lutut dan telapak tanganku bangkit dan berdiri dengan kedua kakiku. 

“Kau memfitnahnya profesor. Kau membuat murid ini . . “ 

“Namaku Edward” potong murid itu. Aku melengos dan membenarkan kalimatku.

“Kau membuat Edward menjadi si kurir yang menulis surat itu pada Mr. Kim”

“Kau hanya membela orang sebangsamu Miss Kim. Lagipula untuk apa kusuru Edward menulis surat itu padahal sekarang ia sedang menggunting koran?” tanya profesor itu dengan senyuman, tapi jelas saja itu membuatku merinding.

“Sudah selesai, Ed?” tanya profesor itu pada murid bernama Edward itu. Dan Edward mengangguk. “Kunci pintu belakang segera” perintahnya dan Edward berlari menuju pintu tempatku masuk tadi. Edward menguncinya.

“Kau kalah Miss Kim. Kau sangat bodoh memasuki sarangku dan kau akan terjebak di dalamnya” kata profesor mendekati pintu diikuti Edward dan potongan kertasnya.

“Tunggu! Profesor!” teriakku memanggil namanya sebelum dia mengunciku. Aku berlari ke arah pintu itu dan menggedor-gedornya hingga profesor menghilang dari pandangan. Aku terduduk di depan pintu. Tak kuasa, aku lepas tawaku. 

“Hahaha, kunci saja! Aku punya kartu As!” kataku mengeluarkan segerombolan kunci yang kusimpan dalam saku bersama bungkus tissue tadi. Aku berlari menuju pintu belakang, aku masuk dari sana, aku juga harus keluar dari sana. Baru saja aku membuka kunci pintu belakang, aku teringat sisa koran yang berlubang tadi sehingga aku kembali dan mengambilnya.

Aku kembali dengan tasku. Sebelum keluar, aku memeriksa keadaan lewat lubang kunci. Mungkin ada yang mendengar, curiga, atau apa dibalik sana. Tapi sepertinya keadaan kelas masih seperti terakhir kutinggalkan.

TRAKK!!

Sepasang tangan menahanku di pintu. Aku berbalik dan melihat sepasang mata kelabu milik petugas sekolah ganteng yang juga pemilik gerombolang kunci ini.

“Kau mencuri kunciku?” tanyanya dingin.

“Bukan, aku terkurung dan menemukan kunci ini sehingga . .” Aku berusaha berbohong tapi ia malah tersenyum.

“Kau gadis pemberani. Aku ada di gudang lab Kimia sejak tadi dan mendengar semuanya” kata petugas itu mengaku. Eh, bukan mengaku. Menjelaskan, ah, aku bingung! Posisi ini membuatku gugup! Tambah lagi matanya yang tak mau melepaskanku!

“Terima kasih. Tapi aku harus kembali ke kelasku sekarang” kataku berusaha bangkit. Tapi petugas itu menarik bahuku dan membuatku menyandar pada pintu dengan kasar. Aku baru menyadari petugas ini masih muda dan kuat. “Apa ini?” tanyaku takut.

“Siapa namamu? Atau kau mau kukadukan pada professor McGinty?”

“Kau kan mendengarnya. Yang jahat dia, bukan aku. Aku tak bersalah!” balasku marah.

“Namamu? Siapa namamu?”

Pada saat aku baru aku membalas pertanyaannya, tiba-tiba pintu dibuka. Sehingga aku yang bersandar terdorong ke belakang dan petugas itu terdorong ke depan karena tangannya yang menopang tubuhnya bertahan pada pintu. Membuat kami pada posisi yang . .

“Apa yang kalian lakukan?” Mati aku. Itu suara kakak! Aku mendorong petugas itu hingga terdorong ke belakang dan aku terduduk.

“Kakak!” seruku sambil berdiri dan langsung membungkuk meminta maaf padanya.

Petugas itu ikut berdiri dan sedikit membungkuk. “Kenapa dia memanggilmu ‘kakak’? Apa itu ‘kakak’?” tanya petugas itu. Kenapa sejak tadi dia terus-terusan ikut campur sih?

Bukannya menjawab pertanyaan petugas itu, kakak menatap mataku tajam. “Kau sudah menyelesaikan tugasmu? Apa kau menemukan bukumu yang tertinggal?” tanya kakak. “Tapi sepertinya kau berbohong soal buku itu”

“Maafkan aku” kataku.

Semua orang menatap ke arah kami penasaran. Tidak akan ada yang mengerti percakapan diantara kami. Saat berbicara berdua, aku dan kakak biasa menggunakan bahasa Korea. Dan itu membuat percakapan kami lebih privasi.

“Sudahlah. Lanjutkan saja tugasmu. Dan anda, silahkan keluar dari kelasku!”

Kamis, 01 Agustus 2013

Lirik EXO - Growl (으르렁)

cr : http://blog.naver.com/PostView.nhn?blogId=mellow_day_s&logNo=80195193504

으르렁 가사




 엑소 으르렁 가사 - korean ver.
(EXO Growl Lirik korean ver.)

[타오] yo.okay (sexy)
[ Tao ] yo, okay (sexy)

[카이]나 혹시 몰라 경고하는데 (잘들어)
지금 위험해 (so dangerous)
[Kai] Na hokshi molla gyeong-gohaneunde (jaldeuleo)
jigeum wiheomhae (so dangerous)

[세훈] 자꾸 나를 자극하지마(큰일나)
나도 날 몰라
[Suho] jakku nareul jageughajima (keun-ilna)
nado nal molla

[백현] 숨이 자꾸 멎는다
니가 나를 향해 걸어온다
[Baekhyun] sumi jakku meojneunda
niga nareul hyanghae geol-eounda

[첸] 나를 보며 웃는다
너도 내게 끌리는지
[Chen] Nareul bomyei utneunda
neodo naege kkeurrineunji

[백현&카이] 눈 앞이 다 캄캄해
[Baekhyun & Kai] nun aphi da kamkamhae

[백현] 니가 뚫어져라 쳐다볼 때
[Baekhyun] niga ttulh-eojyeola chyeodabol ttae

[시우민] 귓가에 가까워진 숨소리
[Xiumin] gwisga-e gakkawojin sumsori

[첸] 날 미치게 만드는 너 인걸
[Chen] nal michige mandeuneun neo ingeol

[백현] 아무도 널 못보게
품에 감추고 싶어
[Baekhyun] amudo neol motboge
pume gamchugo shipeo

[시우민] 널 노리는 시선들
내 안에 일어난
[Xiumin] neol norineun siseondeul
nae ane ireonan

[첸] 거친 소용돌이
[Chen] geochin soyongdor-i

[All] 검은 그림자 내안에 깨어난
널 보는 두눈에 불꽃이 튄다
그녀 곁에서 모두다 물러나
이젠 조금씩 사나워진다
나 으르렁 으르렁 으르렁대
나 으르렁 으르렁 으르렁대
나 으르렁 으르렁 으르렁대
[All] geom-eun geurimja nae an-e kkaeeonan
nal boneun dunun-e bulkkoch-i twinda
genyeo gyeot-eseo moduda mulleona
ijen jogeum-ssik sanawojinda
na eureureong eureureong eureureong-dae
na eureureong eureureong eureureong-dae
na eureureong eureureong eureureong-dae

[타오] 너 물러서지 않으면
다쳐도 몰라
[Tao] neo molleoseoji anheumyeon
dachyeodo molla

[디오]날이선 눈빛과
베일듯한 긴장감(지금 감싸주면)
너의 주위를 baby baby
[D.O] nal-iseon nunbichgwa
beildeushan ginjang-gam (jigeum gamssajumyeon)
neoui juwireul baby baby

[수호] 넌 그냥 그대로 있어
나만을 바라보면서
절대 널 보내지않아
두고봐 (baby ye)
[Suho] neon geu-nyang geudaero isseo
namaneul barabomyeonseo
jeoldae neol bonaeji-anha
gugobwa (baby ye)

[루한]흐린 공간속에서
([디오]흐린 공간속에서)
[Luhan] heurin gonggan sogeseo
([D.O] heurin gonggan sogeseo)

[루한]선명하게 빛나는
([디오]선명하게 빛나는)
[Luhan] seon-myeong hage bichnaneun
([D.O] seon-myeong hage bichnaneun)

[루한]널 노리는 시선들
내 안에 울리는
[Luhan] neol norineun siseondeul
nae an-e orrineun

[디오]경고 울림소리
[D.O] gyeong-go ullimsoli

[All]검은 그림자 내안에 깨어난
널 보는 두눈에 불꽃이 튄다
그녀 곁에서 모두다 물러나
이젠 조금씩 사나워진다
나 으르렁 으르렁 으르렁대
나 으르렁 으르렁 으르렁대
나 으르렁 으르렁 으르렁대
[All] geom-eun geurimja nae an-e kkaeeonan
nal boneun dunun-e bulkkoch-i twinda
genyeo gyeot-eseo moduda mulleona
ijen jogeum-ssik sanawojinda
na eureureong eureureong eureureong-dae
na eureureong eureureong eureureong-dae
na eureureong eureureong eureureong-dae

[크리스]너 물러서지 않으면 다쳐도몰라
[Kris] neo molleoseoji anh-eu myeon dachyeodo molla

[세훈] E .X.O
[Sehun]

[찬열] ye,또다른 늑대들이 불세라
너무나 완벽한 내 여자라
품 속엔 부드럽게 너를 안고
너만을 위해서 나는 난폭해지고
[Chanyeol] ye, ttodareun neugdaedeul-i bulsera
neomuna wanbyeokhan nae yeojara
pum sog-en budeureobge neoreul ango
neoman-eul wihaeseo naneun nan poghaejigo

[카이]결국엔 강한자가 얻게되는 미인
자리가 없으니까 그냥 돌아가
[Kai] gyeolgug-en ganghanjaga eodgedoeneun miin
jariga eobt-eunikka geunyang dor-aga

[크리스]가능성 Zero야
다르니까 그만봐
[Kris] ganeungseong Zero-ya
dareunikka geumanbwa

[레이]그녀를 넘본다면
나를 먼저 넘어봐
[Lay] geunyeoreul neombondamyeon
nareul meonjeo neom-eobwa

[루한]우리말곤 하나둘씩 지워버리자
[Luhan] urimalgon hanadulssig jiwobeorija

[백현&수호&첸]너하고 나만 여기남아 멈춰진듯이
[Baekhyun&Suho&Chen] hago naman yeoginam-a meomchwojindeus-i

[첸] woo ye-
[Chen] woo ye~

[All]검은 그림자내안에 깨어난
널 보는 두눈에 불꽃이튄다
그녀 곁에서 모두다 물러나(다 물러나~)
이젠 조금씩 사나워진다
나 으르렁 으르렁 으르렁대
나 으르렁 으르렁 으르렁대
나 으르렁 으르렁 으르렁대
[All] geom-eun geurimja nae an-e kkaeeonan
nal boneun dunun-e bulkkoch-i twinda
genyeo gyeot-eseo moduda mulleona
ijen jogeum-ssik sanawojinda
na eureureong eureureong eureureong-dae
na eureureong eureureong eureureong-dae
na eureureong eureureong eureureong-dae

[레이]너 물러서지 않으면
다쳐도 몰라
[Lay] neo mulleoseoji anh-eumyeon
dachyeodo molla

나 으르렁 으르렁 으르렁대
나 으르렁 으르렁 으르렁대
나 으르렁 으르렁 으르렁대
na eureureong eureureong eureureong-dae
na eureureong eureureong eureureong-dae
na eureureong eureureong eureureong-dae

[카이]너 물러서지 않으면 다쳐도몰라
[Kai] neo mulleoseoji anh-eumyeon dachyeodomolla





Trans nya nyusul, lagi mati lampu :')

=======
Update 06.20.2016
Udah lama sekali rasanya sejak nulis ini dan translate sudah bertebaran dimana-mana
Sekarang KaChang lagi tergila-gila sama EXO sehingga rasanya kesel ples sedih banget lirik yang bertebaran dimana-mana itu justru lirik yang romanization nya salah x'(
Ahh~ Sudahlah~ Mian, cuma ngeluarin uneg-uneg saja.